Jelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Jumat (21/6), harga BBM di tingkat pengecer terus melonjak tinggi, terutama jenis premium yang menembus harga Rp12 ribu per liter, terutama daerah yang memang jauh dari SPBU, seperti di wilayah eks transmigrasi.
Salah seorang warga Sungai Langsat Kecamatan Pangean, Jufri Arianto kepada Riau Pos menuturkan, bahwa harga premium di wilayahnya sangat mahal. Harga premium itu bervariasi, mulai dari harga terendah yang Rp10 ribu per liter hingga tembus Rp12 ribu per liter.
‘’Memang sangat mahal harga per liternya, dan kondisi ini sudah terjadi tiga hari ini. Tak hanya di Sungai Langsat, di wilayah eks trans seperti Sukaraja, Kuantan Sako, Giri Sako harganya juga sama,’’ katanya di Teluk Kuantan, Jumat (21/6).
Pria yang juga Pengurus SPSI di PT Citra Riau Sarana ini menjelaskan, kalau penyebab dari mahalnya harga satu liter Bensin dikarenakan adanya rencana menaikkan harga BBM oleh pemerintah. Sementara, jelang kenaikannya itu, para pedagang sudah mulai menaikkan harganya.
‘’Biasalah alasannya, premium sulit didapat, akibatnya harga menjadi naik sebelum ada kepastian kenaikan dari pemerintah,’’ katanya lagi yang mengaku kesal dengan kurang tegasnya pemerintah dalam mengumumkan kepastian kenaikan BBM ini.
Kondisinya sekarang, kata Jufri, premium sulit didapatkan di SPBU. Sementara, banyak para pedagang eceran yang diduga melakukan penimbunan. Sebab menurutnya, sangat banyak pedagang eceran itu yang mengaku kesulitan mendapatkan premium, sehingga tidak bisa lagi dijual.
‘’Bisa kita lihat, kalau sudah ada kepastian kenaikan harga BBM, saya pastikan kios dari para pedagang kembali dihiasi jerigen premium dan solar. Dan sekarang memang kita kesulitan, karena saya rasa mereka banyak yang menyimpan jerigen premiumnya,’’ ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Kopindag) H Tarmis SPd MM kepada wartawan, mengaku prihatin dengan kenaikan harga BBM di tengah masyarakat, padahal menurutnya, pemerintah belum mengumumkan harga kenaikan. Dijelaskan, bahwa saat ini, rata-rata dari kuota BBM untuk premium dan solar yang ditetapkan BPH Migas untuk wilayah Kuansing sudah tersalur rata-rata 35 persen. ‘’Hingga bulan April lalu memang rata-rata sudah tersalur sekitar 35 persen,’’ ujarnya.
Dari data BPH Migas yang mereka terima, tahun 2013 katanya, untuk Solar Kuansing mendapat jatah 26.441 kilo liter. Dari kuota itu sudah tersalur sebesar 9.036 kilo liter atau sekitar 34 persen. Sementara untuk Premium, ujarnya, kuota untuk Kuansing sebanyak 32.154 kilo liter, dan hingga bulan April lalu sudah tersalurkan sebesar 11.457 kilo liter atau sekitar 35 persen. ‘’Itu kondisi kuota dan kuota yang telah disalurkan ke masyarakat, rata-rata 35 persen hingga April lalu,’’ ujar Tarmis kembali.
Saat ini penyaluran BBM dilakukan di 5 SPBU, masing-masing SPBU Koto Baru di Singingi Hilir, SPBU Kebun Nenas, SPBU Sungai Jering dan SPBU Sitorajo di Kuantan Tengah dan SPBU Sako di Kecamatan Pangean. ‘’Di luar 5 SPBU itu, ada 2 AMPS di Desa Sungai Kuning dan Sukamaju di Singingi dan Singingi Hilir yang memenuhi kebutuhan BBM warga di daerah yang jauh dari SPBU,’’
Posting Komentar