Selain tempat wisatanya, Kuantan Singingi juga punya tradisi unik yang berpotensi menarik para wisatawan. Salah satunya adalah festival Perahu Baganduang yang merupakan sebuah atraksi budaya khas masyarakat Kuantan Mudik berupa parade sampan tradisional yang dihiasi berbagai ornamen dan warna-warni yang menarik.
Perahu Baganduang merupakan kendaraan adat untuk Majompuik Limau yang terdiri dari gabungan tiga buah jalur yang diarangkai menjadi satu (diganduang) dengan menggunakan bambu.
Perahu kemudian dihiasi dengan berbagai simbol adat yang berwarna-warni, yang dinamakan gulang-gulang. Tradisi adat Perahu Baganduang ini biasanya dilaksanakan pada malam hari raya Idul Fitri sampai sebelum Shalat Ied di pagi harinya.
Lokasinya terletak di Lubuk Jambi, Kecamatan Kuantan Mudik yang berjarak 21 Km ke arah Kiliran Jao dari Kota Teluk Kuantan. Konon, festival ini sudah berusia ratusan tahun dan merupakan warisan kerajaan dahulu dan dipakai oleh raja-raja sebagai sarana transportasi.
Tiap desa yang ada di daerah Kuantan Mudik dalam festival ini biasanya mengirimkan perwakilan perahunya untuk dinilai. Dewan jurinya terdiri dari tokoh adat dan ninik mamak yang akan menilai keindahan dan kelengkapan adat yang ada pada perahu peserta. Perahu peserta yang memiliki kriteria lebih, dari sisi keindahan dan adat, akan ditetapkan sebagai pemenang.
“Lambat laun tradisi berlayar ini kemudian dipakai untuk mengantar air jeruk (limau) oleh menantu ke rumah mertua dalam tradisi menyambut Hari Raya Idul Fitri,” ujar Harmonise, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi,
Dia mengungkapkan, dalam tradisi masyarakat Kuantan Singingi, memang terdapat kebiasaan ritual mandi jeruk (mandi balimau), sebagai simbol perbersihan diri pada pagi hari menjelang Hari Raya Idulfitri.
“Kami bertekad, tradisi ini akan dirawat dan dipelihara masyarakat serta diwujudkan melalui Festival Perahu Baganduang yang rutin digelar tiap tahunnya,”
Posting Komentar